Jumat, 28 Agustus 2009

Plesetan Lagu Indonesia Raya (Terlalu)

Ada kegalauan membaca teks plesetan Lagu Indonesia Raya, atau lebih tepat bukan plesetan tetapi penghinaan, karena plesetan selalu ditujukan untuk guyonan (just joke), sedang ini tendensinya tak sekadar humor tetapi lebih ke pelecehan. Mestinya kita sama-sama mafhum bahwa negara memiliki kehormatan yang tidak boleh diacak-acak, antara lain (1) lambang negara (2) bendera kebangsaan, dan (3) lagu kebangsaan, sehingga penodaan terhadap tiga hal tersebut berkonsekwensi logis penghinaan terhadap negara.
Apapun tendensinya marilah kita berpikir jernih, tak perlu terpancing dengan melakukan hal yang sama, karena siapapun mereka harus diyakini bahwa mereka bertujuan untuk mengeruhkan suasana, sehingga apabila kita terpancing maka tercapailah tujuan mereka.
Namun, tidak berarti kita harus mengabaikan begitu saja, perlu ada tindakan tegas pemerintah yang dapat memberikan efek jera kepada penulis atau bahkan kepada negara asal. Mengapa? karena tindakan ini berangkai dengan berbagai tindakan claim Malaysia terhadap berbagai asset bangsa Indonesia, baik asset material maupun budaya.
Ayo kita dorong pemerintah untuk menyatakan sikap secara jelas, sementara kita sendiri cool-cool saja sembari terus berkarya untuk menampik penghinaan mereka dengan tindakan nyata. Yakinlah, bahwa kita lebih punya potensi untuk berjaya, SDM kita bukan kelas krupuk, lihat diberbagai event lomba ilmiah betapa anak-anak negeri ini terus mengukir prestasi, lihat pula SDA kita melimpah ruah. ini kekayaan yang tak terhingga, jika kita sabar menanggapi sekaligus sabar memanage diri kita tidak akan dihina orang. Yakinlah pula orang yang suka menghina adalah mereka yang tidak punya martabat, dan terbuktikan apakah claim terhadap kekayaan bangsa Indonesia oleh Malaysia sebagai tindakan bermartabat?
(heru warsono)